NU Riau Solid Dukung Daerah Istimewa Riau
NU Riau, Muslimat, dan GP Ansor menyatakan dukungan tertulis terhadap perjuangan Daerah Istimewa Riau (DIR) di Balai Adat LAMR. Dukungan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memulihkan martabat budaya Melayu dan memperjuangkan hak masyarakat Riau.

JGOK.CO – PEKANBARU – Kamis (12/6) menjadi momentum bersejarah bagi gerakan perwujudan Daerah Istimewa Riau (DIR). Bertempat di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), dukungan mengalir deras dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Riau, mulai dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Muslimat NU, hingga Gerakan Pemuda Ansor yang datang secara bergiliran untuk menyatakan dukungan tertulis terhadap gagasan strategis ini.
Ketua Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, menyampaikan rasa haru dan bangganya atas dukungan massif dari NU Riau. "Luar biasa. Kami sangat terharu dan bangga melihat kesungguhan para sahabat NU. Kehadiran mereka hari ini bukan sekadar simbolik, tetapi membawa serta dokumen dukungan tertulis, yang tentunya sangat berarti bagi perjuangan panjang menuju pengakuan istimewa bagi Riau," ujar Datuk Seri Taufik.
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pimpinan adat Melayu Riau, seperti Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H. Marjohan Yusuf, serta para tokoh adat lainnya: Datuk Tarlaili, Datuk M. Fadli, Datuk Kanarudin, Datuk Firman, Datuk Arman, dan Datuk Taufik Hidayat alias Atan Lasak.
Sementara dari PWNU Riau turut hadir Ketua KH. R. Abdul Khalim Mahali, LL.B (Hons), MPIR; Mustasyar Abah Kyai Mujissin Al-Madari; Wakil Ketua Dr. Syahpawi, M.Sh Ec; Wakil Sekretaris H. Amri Fitri, M.Si; dan Wakil Sekretaris Parluhutan, M.Hum. Juga hadir sejumlah ketua lembaga dan badan otonom NU, antara lain Dr. H. Darmawan, SH, MH (Lembaga Kajian Strategis dan SDM NU), Buya Fadli Hsb (Lembaga Wakaf dan Pertanahan), Anifam Tanjung dan Joko Sugito Aragani (LBH NU), Slamet Riyadi (Lembaga Publikasi NU), serta pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana NU seperti Chalied Tualeka dan Sudirman. Acara turut ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Dr. Griven H. Putra.
Dalam kesempatan itu, Datuk Seri Taufik memaparkan rangkaian kegiatan BPP DIR yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari penguatan narasi Daerah Istimewa Riau. Mulai dari sembang-sembang daerah istimewa, pembentukan struktur BPP DIR, hingga peluncuran "Maklumat Daerah Istimewa Riau, Terima Kasih Indonesia" yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Terbaru, Riau Research Centre telah menyelenggarakan webinar nasional bertajuk “Strategi, Peluang, dan Tantangan Mewujudkan Daerah Istimewa Riau.”
Datuk Seri Taufik juga menyampaikan bahwa naskah akademik yang menjadi landasan ilmiah bagi perjuangan ini sedang disusun oleh tim ahli BPP DIR dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Ia menekankan bahwa akar historis, kultural, dan kontribusi ekonomi Riau terhadap negara menjadi dasar kuat untuk perjuangan ini.
“Peradaban Melayu Riau telah eksis jauh sebelum republik berdiri. Saat proklamasi kemerdekaan, kerajaan-kerajaan Melayu seperti Siak, Indragiri, Pelalawan, Gunung Sahilan, dan Lima Luhak Rohul telah menyatakan dukungan serta menyerahkan kedaulatan, bahkan harta benda mereka kepada Republik Indonesia,” tutur Datuk Seri Taufik.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Riau merupakan salah satu pusat penting Kerajaan Sriwijaya, sekaligus lumbung penyebaran bahasa Melayu yang menjadi akar bahasa nasional Indonesia. Dalam UU Nomor 19 Tahun 2022 tentang Provinsi Riau, dengan tegas disebutkan bahwa ciri khas Provinsi Riau adalah adat dan budaya Melayu yang berakar kuat dan melekat pada setiap kabupaten/kota. “Ini adalah basis kuat bagi keistimewaan. DIR adalah pemulihan martabat yang telah lama dinanti,” tegasnya.
PWNU Riau: DIR Harus Tuntas Tahun 2025
Ketua PWNU Riau, KH. R. Abdul Khalim Mahali, LLB (Hons), MPIR, menyebut tahun 2025 sebagai "tahun keramat" dalam perjuangan mewujudkan Daerah Istimewa Riau. Ia merujuk pada pola sejarah keistimewaan daerah lain di Indonesia: Yogyakarta (1950), Aceh (1959), dan pernyataan Presiden ke-4 RI Gus Dur yang pernah menggagas keistimewaan Riau pada tahun 2000-an.
“Semua bermuara pada angka lima. Maka, DIR harus rampung pada 2025. Ini bukan kebetulan, tapi momentum sejarah,” tegasnya.
Kyai Mahali menegaskan bahwa NU Riau secara kelembagaan siap berdiri di garda depan perjuangan. Ia mengingatkan bahwa Riau telah berkontribusi besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), baik dari aspek budaya maupun kekayaan sumber daya. “Kita pernah menyumbangkan 13 juta gulden saat awal kemerdekaan, dan kini Riau menyumbang lebih dari 30 persen lifting minyak nasional. Riau layak mendapat penghargaan melalui status keistimewaan,” jelasnya.
Dukungan ini tidak hanya datang dari struktur PWNU, tetapi juga dari seluruh badan otonom NU, seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, Pergunu, dan Pagar Nusa, yang turut berkomitmen memperjuangkan cita-cita luhur ini.
Muslimat NU Riau Siap Menjadi Motor Perjuangan DIR
Dukungan mengalir pula dari Muslimat NU Riau. Dalam pertemuan di Balai Adat LAMR, Seri Wardani yang mewakili Ketua Puan Dina menyampaikan bahwa Muslimat NU siap menjadi bagian dari kekuatan penggerak mewujudkan DIR.
Ia mengungkapkan rasa bangganya atas sambutan hangat dan petuah adat yang diterima, serta menegaskan bahwa sebagian pengurus Muslimat NU Riau telah aktif dalam struktur BPP DIR.
“Kami siap berjuang bersama. Ini bukan sekadar dukungan simbolik, tapi sebuah gerakan bersama demi pemulihan martabat Riau,” ujarnya. Dukungan ini, lanjut Seri, juga datang dari seluruh cabang Muslimat NU di kabupaten/kota se-Riau.
Gerakan Pemuda Ansor Riau Siap Bersinergi dengan LAMR
Ketua PW Ansor Riau, Khairul Huda, menyampaikan sikap resmi GP Ansor Riau yang menyatakan dukungan total terhadap gagasan keistimewaan Riau. Menurutnya, NU dan budaya Melayu merupakan satu tarikan napas yang tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, perjuangan DIR adalah bagian dari tugas moral dan kultural Pemuda Ansor.
“Dari seluruh PAC Ansor se-Riau, kami akan segera menyerahkan dukungan tertulis. Kami siap bersinergi dengan LAMR dan seluruh elemen masyarakat adat dalam mewujudkan cita-cita bersama ini,” ucapnya penuh semangat.
LAMR: Ini Perjuangan Bersama, Warisan untuk Generasi Mendatang
Ketua Umum MKA LAMR, Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, memberikan apresiasi tinggi terhadap dukungan yang terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat, khususnya dari NU Riau.
“Ini luar biasa. Perjuangan mewujudkan Daerah Istimewa Riau bukan sekadar wacana elit, tapi menjadi gerakan rakyat yang disambut antusias. Ini perjuangan yang besar dan butuh kebersamaan, karena ini untuk masa depan Riau, untuk anak cucu kita semua,” ujarnya.
Ia menyebut, dukungan terhadap DIR semakin hari semakin meluas. “Hampir setiap hari ada saja elemen masyarakat yang menyampaikan dukungannya kepada BPP DIR dan LAMR. Ini bukti nyata bahwa keinginan menjadi daerah istimewa adalah kehendak luhur masyarakat Riau. Ini hak kita. Jika tidak kita ambil sekarang, maka akan hilang dan tak kembali,” pungkasnya.